Kemarin hujan turun begitu
derasnya membasahi penjuru kota ini yang sudah dua hari belakangan hanya
diterpa panas yang begitu menyengat, entah mengapa hujan ini menghentikan
sejenak langkahku untuk keluar dan bangkit dari keterpurukan ini. Sejak harapan
dan acuan hidupku diputus olehmu aku merasa tidak ada gunanya lagi aku tinggal
dan menetap disini. Kota ini terlalu banyak kenangan bagiku tiap sudut kota ini
bagaikan lembaran buku yang berisi semua hal tentang kita, kita yang dulu masih
menjadi sepasang kekasih bukan kita yang sekarang yang hanya tinggal kenangan.
Kota ini yang dulu pernah
kita warnai berdua dengan tawa, canda bahkan air mata kini tak ubahnya bagaikan
kota mati, kota yang dulu selalu menarik untuk dijamah sudut demi sudut hanya untuk mengabadikan kisah kasih kita kini tak ubahnya hanya bagaikan museum kenangan
bagiku.
Engkau pergi dengan
memutuskan semua pengharapanku demi hidupmu yang lebih baik, kau pergi
meninggalkanku yang sedang berjuang memperbaiki hidup demi hubungan kita, kau
lebih memilih pergi dengannya yang bisa memberimu segalanya tanpa pernah
menghargai pengorbanan dan perjuanganku disini yang mati – matian berjuang demi
hidup kita yang lebih baik kedepannya, namun apa lacurku kau lebih memilihnya
yang bisa menjamin dan memberikan surga dunia untukmu sementara aku, aku disini
kembali harus berjuang memperbaiki segalanya dari awal tanpa kamu yang dahulu
selalu ada dibelakangku memberikan semangat untukku.
Ahh... memang hujan ini
selalu berhasil membawa memory dimasa lalu kembali kedalam pikiran, hal yang
sebenarnya aku benci. Aku benci saat aku kembali harus mengingat masa lalu ku
dengannya aku benci saat semua hal tentangnya yang sudah aku kubur dalam dalam
ini harus kembali bangkit, aku benci saat aku ingat dia pergi meninggalkanku
hanya demi mendapatkan kesenangan semata hanya untuk mengejar surga dunia yang
tidak bisa aku beri kepadanya.
Saat aku tahu kamu
memilihnya hanya karna faktor dia bisa memberi bahkan menjamin surga dunia
untukmu, aku menyalahi Tuhan, aku menyalahi takdir kenapa aku terlahir sebagai
orang yang tidak punya dan kenapa aku dilahirkan dalam kedaan seperti ini.
Andai saja aku dilahirkan sebagai manusia dengan harta berlimpa dan hidup
berkecukupan aku berani jamin dan memberikan surga dunia kepadamu sehingga
tidak perlulah kamu pergi meninggalkanku disini sendiri dalam keterpurukan.
Namun aku sadar, aku
sebagai manusia biasa tidak bisa memilih aku dilahirkan oleh siapa dan dalam
keadaan seperti apa karna itu semua kehendak Tuhan, tapi aku bisa memilih akan
seperti apa nanti hidupku tentu saja dengan perjuangan yang aku lakukan. Dan
kamu, kamu adalah orang yang pertama kali akan melihatku bangkit dan menyesal nantinya.
Tidak aku tidak menaruh
dendam kepadamu, aku sadar diriku ini hanyalah pemuda biasa yang sedang berusah
memperbaiki serta merajut mimpi dan cita citaku dikota ini sementara kamu? Kamu
adalah sosok gadis yang banyak dikagumi oleh pemuda sebaya termasuk aku dan aku
salah satu orang paling beruntung bisa yang bisa memilikimu walau hanya sesaat.
Kini aku harus membuka
lembaran baru tentang perjalanan hidupku, aku sadar kesakitanku ini tidak akan
bisa membuatmu kembali datang dan menaruh rasa iba karna telah meninggalkanku,
aku harus bangkit dari keterpurukanku ini aku tidak ingin menjadi manusia yang
larut dalam keterpurukan lalu mati bersamanya, sebagai seorang pemuda yang
penuh mimpi dan cita cita harusnya hal ini membuatku lebih semangat lagi dalam
menggapai cita cita ku agar kelak orang melihatku bukan hanya seonggok daging
yang tak berguna dan tak bermanfaat sama sekali. Aku harus membuktikan kepada
mereka bahwa tidak salah Tuhan menciptakan aku sebagai mahluk Nya dan tidaklah
sia – sia perjuangan ibuku melahirkan ku ke dunia ini.
Dan untuk mu yang dulu
pernah berjanji akan merajut kasih denganku selamanya walau bagaimana pun
keadaanku, aku berterima kasih darimu aku banyak belajar kalau ternyata cinta
saja tidak cukup untuk membahagiakan seseorang karna tak selamanya kita hidup
hanya makan cinta. Darimu pula aku belajar bahwasannya cinta itu tidak dapat
dipaksakan, rasa cinta itu bagaikan pasir yang kalau makin lama kita genggam
maka akan habis tergerus oleh jari jari tangan, walaupun aku tidak yakin kamu
memilih berhubungan dengan dia karna ada cinta diantara kalian.
Aku mengambil sikap untuk
pergi meninggalkan kota ini, pergi meninggalkan semua kenangan yang ada disini
untuk merantau jauh ketempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya, aku
pergi bukan karna aku tidak mampu melanjutkan hidupku disini aku hanya tidak
ingin larut akan kenangan yang ada di kota ini, karna kota ini bagaikan saksi
kisah cintaku bersamanya dan setiap sudut kota ini selalu punya kesan untukku.
Dan jika aku terus berada di tempat ini mustahil aku bisa membuka lembaran baru
hidupku maka dari itu aku putuskan untuk pergi dari kota ini.
Selamat tinggal cinta,
selamat tinggal kenangan sampai bertemu di lain kesempatan tentu dengan suasana
dan orang yang berbeda, mungkin kamu yang sekarang ini sedang membaca tulisan
ini, salah satunya...
2 komentar:
keren nih diksinya dapet :)
mampir yah ke blog-ku :)
salam kenal :)
terimaksi telah berkunjung :)
Posting Komentar