RSS

Sukses dalam perspektif Anak Mamah.

Berkali-kali saya baca tentang apaa itu definisi sukses. Teori sukses dari sebagian teman-teman saya yang mereka presentasikan di depan saya dengan semangat yang tinggi meng-awang-awang ketika saya bertanya kepada mereka, apaa itu sebenarnya sukses menurut mereka.



Saya bangga, sekaligus membayangkan apa yang mereka ucapkan sekaligus meng-amini dalam hati, agar apa yang mereka impi-impikan terpenuhi.


Sedangkan, ketika saya gantian ditanya mereka definisi sukses menurut saya, saya malah bingung harus menjawab apa.


Saya tidak pernah me-representasi-kan (bener gak tuh tulisannya) sukses itu apaa.


Bahkan di usia saya yang sekarang, saya belum punya cita-cita yang terlalu muluk harus jadi apa atau harus bagaimana nanti.


Apakah saya tidak memiliki cita-cita seperti manusia pada umumnya?


Tidak juga, waktu kecil ketika ditanya oleh saudara-saudara saya, tentang apa yang menjadi cita-cita saya kelak, jawaban saya adalah jawaban standar anak kecil di masanya. Misalkan, polisi, anggota tni, dokter, atau polisi yang bisa mengobati anggota tni layaknya dokter.

Standar kan?

Kalian juga waktu kecil ketika ditanya mau jadi apaa saat besar, pasti persis jawabnya seperti apa yang saya jawab.

Jadi gak usah bilang standar

Hahaha.


Namun ketika saya mulai memasuki usia-usia yang menurut saya sudah bisa menilai sesuatu itu baik atau tidak untuk saya, saya malah dihadapkan pada beberapa pilihan yang sulit. Bagi saya tentunya.


Kembali pada definisi sukses tadi.

Teman-teman saya, memaparkan kalau definisi sukses itu nanti harus punya, rumah mewah, harta berlimpah, mobil sport, dan lain sebagainya.

Iyaa kesuksesan dinilai dengan materi di mata mereka.

Apakah itu salah?

Tentu saja tidak.

Toh, sedari kecil memang kota "dicekoki" kalau sudah besar nanti harus bisa melebihi pencapaian orang tua kita. Kembali dalam hal materi.


Lalu, bagaimana mereka yang memang terlahir dari orang tua yang berada? Dalam artian, tidak harus merengek-rengek dulu untuk mendapatkan apa yang mereka mau, hanya perlu meminta dan meminta.

Kalau kesuksesan dinilai berdasarkan materi, mereka sudah sukses sejak kecil, karena lahir dari keluarga yang berkecukupan.

Lalu bagaimana dengan kita yang lahir dari keluarga sederhana atau biasa saja?

Baiklah, jangan disebut kita, tapi sebut saja saya.

Bagaimana dengan saya yang lahir dari keluarga yang biasa saja, yang jika bekerja sehari 24 jam pun belum tentu bisa memiliki rumah mewah, harta berlimpah, mobil sport dalam waktu singkat kecuali harus (maaf) korupsi terlebih dahulu?


Apakah saya belum jadi orang sukses kalau begitu??


Baiklah, maka ini definisi sukses menurut ayah saya.

Ketika saya bertanya kepada beliau, beliau ingin saya menjadi apa?

Jawaban beliau adalah, jadilah diri kamu sendiri.

That's simple.

Beliau tidak pernah bilang atau meminta saya menjadi A, B, atau C. Beliau hanya bilang jadilai diri kamu sendiri, mau nanti jadi apapun, beliau tetap dukung dan menopang saya dari belakang.



Sementara, definisi sukses menurut saya adalah,

Ketika orang tua saya bilang, "mereka bangga kepada saya".


Saya tak perlu memberikan mereka segala materi yang ada di dunia, karena belum tentu membuat mereka bahagia.


Mereka hanya ingin saya menjadi diri saya sendiri, apapun yang saya pilih, mereka tetep mendukung saya.


Karena sedewasa apapun saya dalam bersikap dan berpikir, saya tetaplah anak kecil di mata mereka.


Dan saya bangga itu.


Dan saya akan berusaha selalu membuat mereka bangga terhadap saya,

Karena,

Itu kesuksesan menurut saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Marry your Daughter

Ayah, Ibu.


Saya tidak tahu harus memulai tulisan ini darimana, yang jelas saya bingung saat harus memulainya.


Ayah, Ibu.

Perkenalkan, saya adalah manusia biasa, sama seperti 7 milyar manusia lain di dunia ini. Tak lebih, tapi banyak kekurangan.


Maafkan saya yang telah lancang mencintai Putri Ayah dan Ibu sehingga saya membuat tulisan ini.


Bidadari kecil Ayah dan Ibu, telah berhasil membuat saya tak berdaya. Saya jatuh, terperosok ke dalam lubang rasa yang -entah disebut apa- tapi saya bahagia.


Maafkan atas kelancangan saya.


Tapi, yang perlu Ayah dan Ibu ketahui, saya begitu sangat menyayangi bidadari kecil Ayah dan Ibu. Entah bagaimana caranya, Ayah dan Ibu bisa membawa turun bidadari tersebut ke Bumi, karena setahu saya kehidupan di langit lebih luar biasa dibanding di Bumi.


Dan lagipula, saya yakin mahluk-mahluk lain di langit (re : Dewa) banyak yang menginginkan bidadari Ayah dan Ibu tersebut.

Saya sadar, saya bukanlah seperti mereka. Membayangkan saja tidak pernah apalagi berharap seperti mereka.

Yang bisa leluasa memberikan segala hal yang ada di semesta kepada bidadari Ayah dan Ibu.


Saya juga bukan seperti mereka yang bisa menjanjikan segala hal untuk putri kalian, mulai dari kemewahan, kesenangan dan berbagai macam hal menggiurkan yang saya pikir sulit untuk ditolak siapapun.

Saya hanya manusia biasa, tak lebih.

Saya punduk yang merindukan rembulan.


Tapi, Ayah, ibu.

Ketahuilah, perkenalan saya dengan bidadari kecil kalian sudah berlangsung lama.


Kami saling mencintai dan menyayangi.
Saya menemukan cerminan diri saya di bidadari kalian. Saya rasa dia juga rasa.


Sekali lagi saya katakan, saya tak bisa memberikan kemewahan kepada bidadari kecil kalian, bahkan kesenangan pun saya tak bisa janjikan untuk nya.

Tapi, percayalah yah, bu.

Bahwa bersama saya, dia akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih dari sekedar kemewahan, kenyamanan yang lebih dari sekedar kesenangan.


Karena saya berani pastikan, di samping saya, bidadari kalian akan aman dan nyaman.


Tulisan ini saya buat hanya sebagai, perkenalan saya kepada Ayah dan Ibu yang sudah dengan susah payah melahirkan bidadari ke Bumi, hingga saya dan dia dipertemukan.


Terima kasih untuk hal itu.

Ayah dan Ibu yang saya harap akan menjadi Kakek dan Nenek dari anak kami kelak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sementara

Manusia hidup hanya sementara waktu di dunia. Selebihnya, biarlah kepercayaan kita yang membawa kita ke mana nantinya setelah kita tak lagi di dunia.



Sebagai manusia, banyak hal-hal yang saya pelajari dari manusia lainnya. Mulai dari apa?

Kalian pelajari saja sendiri.


Manusia memiliki sifat dasar, yaitu realistis.

Kalian belum menjadi manusia jika belum realistis.

Saya serius.


Dulu, sebelum menjadi manusia saya tidak tahu disebut mahluk apa.

Saya banyak berkhayal, banyak bermimpi tapi, tak melakukan apa-apa untuk membuat mimpi saya setidaknya jadi nyata.

Saya asyik diam, berbaring sambil bermimpi tentang hal-hal apa saja yang tidak bisa saya dapatkan dalam dunia nyata.

Bukan tidak bisa, saya yang tidak mau bergerak untuk mendapatkannya.

Kata orang, dalam mimpi kita bisa menjadi siapapun dan mendapatkan apapun yang kita mau.

Itu saya akui, benar.

Tapi, hanya dalam mimpi.

Jika kita pengin menjadi siapapun dan dapatkan apapun yang kita mau, kita harus berusaha untuk menggapainya tidak hanya bermimpi.


Karena kembali lagi, kita hidup di dunia yang realis dan sifat dasar manusia yaa realistis.


Tapi, se-realistis nya manusia mereka tetap saja butuh mimpi, khayalan, dan imajinasi.

Karena tak semua hal bisa diterima dengan logika.

Realistis erat kaitannya dengan logika.

Padahal dunia ini penuh dengan misteri yang tak bisa di-logika-kan.


Mulai dari awal manusia diciptakan sampai nanti hari kiamat, tak semua hal bisa di-logika-kan.


Tulisan saya kenapa jadi sok filosofis begini.


Padahal tadinya, saya hanya ingin memberi tahukan, bahwa kita hidup di dunia hanya sementara.


Bumi yang terasa makin hari makin tua untuk dihuni 7 milyar lebih populasi manusia yang banyak teori untuk merawatnya namun hanya sedikit aksi untuk melakukannya.

Saya makin tak nyaman hidup di Bumi.

Serius.

Tapi, bukankah kita hidup memang harus keluar dari zona nyaman?

Itulah mengapa saya tetap setia tinggal di Bumi.

Tak sedikit pun punya keinginan untuk singgah ke planet lain.

Kalau sekedar berlibur, boleh lah dipikirkan nanti.


Kembali ke hidup kita yang hanya sementara.

Iyaa kita hanya punya waktu sebentar untuk mengubah segala hal dalam hidup kita.

Entah lebih baik atau lebih buruk kembali ke diri masing-masing.



Tapi yang jelas, bangunlah dari mimpi kalian.

Kejar...


Usaha...



Dapatkan...



Kalau pun gagal,





Kembali lagi pada 5 kalimat di atas kalimat ini dan ikuti langkah-langkah di bawahnya..



Ingat, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mengubahnya.



Takdir tidak bisa diubah, tapi nasib tergantung bagaimana kita menjalani hidup.



Salam Super!'

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Terima kasih dan tak pernah cukup

Kamu tahu apa yang lebih melelahkan dalam hidup ini selain menunggu??


Jawabannya mencari.

Mencari dia yang kita anggap pantas untuk mendampingi kita. Dia yang kita anggap terbaik yang Tuhan kirim untuk kita. Dia yang selalu kita bumbui dengan prosa-prosa cinta dan kasih sayang agar menarik perhatian.

Dia yang kita inginkan.

Tapi, kita tak dibutuhkan.


Hidup kadang selucu itu.


Karena memang apa yang kita inginkan, belum tentu sama dengan apa yang orang lain butuhkan.

**

Malam ini saya memutuskan untuk pergi menghindari hingar-bingarnya Jakarta dengan berbagai problematika yang ada.

Seminggu penuh berkutat dengan hal yang sama sekali tak saya inginkan namun terpaksa saya lakukan dengan berlandaskan kewajiban.

Saya lelah.


Dari dalam sebuah coffee shop di daerah Bogor, saya melihat seorang wanita dengan rambut sebahu sedang mengantri untuk memesan.

Dengan cardigan pink dan jeans denim blue-nya membuat dia terlihat sangat menawan di mata saya.

Lama saya memperhatikannya, tiba-tiba ada bayangan dewa cupid di sana.

Dia menoleh.

Iyaa dia menoleh dan tersenyum ke arah saya.

Saya membalasnya dengan senyuman yang manis ke arahnya, sambil berbisik,

"Saya jatuh cinta pada tatapan dan senyumnya"


Di luar, cuaca sedang dingin-dinginnya.


Art pada moccachino saya sudah tak jelas lagi bentuknya.

Sudah sejam lebih saya menghabiskan waktu di sini, di depan laptop. 


Tak jelas apa yang saya tulis. Pikiran saya meng-awang-awang tak tentu arah. Terlalu banyak hal-hal yang terlintas di sini.


Hal yang paling terlintas adalah, pertemuan saya dengan seorang wanita satu bulan yang lalu.

Wanita yang selama sebulan ini selalu mengganggu pikiran saya. 

Wanita yang selalu berhasil membuat saya tidur lebih lama karena ingin bercanda gurau dengannya.

Wanita yang selalu membuat saya terlihat lebih berarti jika bersamanya, dan tak-tahu-harus-berbuat-apa jika tak ada dirinya.

Saya yakin, jika dia membaca tulisan ini dia akan muntah dengan berlebihannya saya mendeskripsikan dirinya.

Tapi, memang benar.

Buat saya, penting menemukan seseorang yang selalu percaya akan mimpi-mimpi yang kita miliki. Setidaknya, jika saya lelah dan ingin menyerah, masih punya alasan untuk bangkit dan kembali mengejar mimpi tersebut.

Dan, wanita itulah yang saya rasa mampu mempercayai saya beserta mimpi-mimpi saya disaat orang lain meremehkannya.

Saya pernah berujar kepadanya, jika cinta hanya soal kebiasaan dan ketergantungan.

Dan, jujur saya sudah terbiasa dengan apa-apa yang menyangkut dengannya, dan segala hal dari dia seakan candu buat saya.


Shuffle mode pada playlist i-tunes saya makin membawa bayangan wanita tersebut ke dalam benak saya.




Hari ini telah ku temukan

Seorang yang membuat ku tersenyum

Selamat tinggal semua kesedihanku

Saat ini ku ingin bahagia



Perih yang pernah ku alami

Kini tlah terobati karena mu

Tetap lah dirimu ada di hidupku

Karena aku, ku inginkan kamu



Ku ingin kau menjadi satu di dalam kosong ku

Ku mau kau mengerti hidup ini hanya untuk bahagia dan ku inginkan dengan mu.



Lama saya melamun memikirkan wanita tersebut, sampai lupa bahwa ada satu hal yang saya perhatikan seksama sedari tadi di dalam coffee shop ini.


Iyaa, wanita dengan rambut sebahu dan cardigan pink yang mengantri di kasir tadi  yang sudah berhasil menarik perhatian saya.




Kini dia berjalan menghampiri saya,



"Gimana a, udah selesai tulisan buat aku?"


"Iyaa ini sebentar lagi, lagi diedit dulu yah".


"Iyaa, makasih yaah".


"Makasih? Buat?"


"Makasih karena sudah mau berhenti di aku"


"Aku yang harusnya terima kasih"


"Ko? Terima kasih buat?"


"Sudah bersedia jadi alasan di setiap kenapa yang aku lakuin"


"Aku cape"


"Cape kenapa?"


"Cape berjalan, berlari terus mencari"


"Kamu gak perlu lagi berlari lalu mencari kalau gitu"


"Iyaa a"


**


Saya percaya, kita gak perlu mencari yang terbaik untuk mendampingi kita.

Tak perlu mencari yang sempurna.


Cukup perbaiki diri kita sendiri, sebelum mencari yang terbaik.


Karena saya percaya, jodoh itu adalah cerminan diri kita sendiri.


Saya ketika memutuskan untuk berdua, bukan karena takut sendiri atau takut akan sepi.


Karena memang saya menemukan keutuhan saya pada orang yang saya putuskan akan mendampingi saya.


Saat ini, saya menemukan keutuhan saya di kamu.

Saya tidak berharap hanya saat ini, tapi jugaa nanti sampai saya bisa berbagi dalam hal apapun.



Terima kasih telah bersedia di samping saya.


Terima kasih sudah mempercayakan hati mu, untuk saya jaga.

Terima kasih selalu menjadi alasan kenapa saya harus berbuat lebih keras dari biasanya.


Terima kasih yang tak pernah cukup,


Untuk kamu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS