Di suatu tempat, ada orang yang
mengecewakanmu tapi kamu lebih memilih bertahan bersamanya.
Di tempat lain dalam waktu yang
bersamaan, ada yang tulus menyayangimu dan bertahan untukmu tapi kemudian kamu
abaikan.
Lalu kalau memang seperti itu, siapa
yang harus disalahkan?
Pada dasarnya diantara
mereka-mereka yang sedang meneguk kebahagiaan, selalu saja ada hati-hati yang
terpatahkan.
Kadang hidup memang tidak memberi
kita banyak pilihan, selain bertahan.
Meninggalkan, melupakan,
melepaskan, atau meng-ikhlas-kan memang tidak pernah semudah mengucapkannya.
Perlu dibutuhkan sedikit perjuangan bahkan pengorbanan untuk melakukannya, maka
tak heran yang hanya sedikit yang sanggup melakukannya, sebagian besar malah
hanya mampu mengucapkan tanpa pernah benar-benar melakukan.
Saya belajar banyak dari setiap
detik perjalanan dalam hidup yang sudah dilewatkan. Tak jarang cerita dari
teman seperjuangan pun selalu saya ambil pelajarannya, anggap saja sebagai
rujukan acuan kalau-kalau nanti saya dihadapkan dengan masalah serupa.
Kebanyakan mereka yang mungkin
sebagian hidupnya dilewatkan dengan berakhir kekecewaan, saya hanya ingin
katakan, seharusnya kalian bisa belajar banyak dari yang sudah-sudah bukan
malah mengulanginya, sehingga menimbulkan anggapan seperti yang sering kita
dengar dari mereka-mereka yang mungkin sudah bosan dikecewakan, misal kalimat
seperti, :
“Semua laki-laki/wanita sama aja
di dunia ini, sama-sama bisanya cuma mainin perasaan orang aja”.
Setiap mendengar kalimat tersebut
keluar dari mulut-mulut para pesakitan itu, saya hanya mengumpat dalam hati.
“Siapa yang suruh “nyobain” semua
laki-laki/wanita di dunia”.
**
Manusia itu mahluk yang tidak
pernah bersyukur, padahal rumus #BahagiaItuSederhana ada kalau manusianya punya
rasa syukur. Karena menurut saya, sederhana itu relatif. Tingkat kesederhanaan
saya dengan tingkat kesederhanaan kalian pun berbeda, begitu juga tingkat
kesederhanaan kalian di mata teman-teman kalian, juga pasti berbeda.
Maka dari itu, rumus itu berlaku
kalau memang kalian sebagai manusianya punya rasa syukur yang tinggi atas apa
yang telah Tuhan kalian beri.
Kadang, kita sebagai manusia
selalu menuntut Tuhan dengan permintaan-permintaan serta keinginan-keinginan
yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Lalu, ketika keinginan dan permintaan
tersebut tidak dikabulkan, kita pun menyalahkan Tuhan dengan opini kalau
“Tuhan
tidak sayang dengan kita”.
Padahal nyatanya, kalau kita mau
lebih memahami lagi, bukan Tuhan tidak ingin mengabulkan permintaan kita tapi
Tuhan tahu mana yang lebih kita butuhkan.
Maka dari itu,
Berdo’alah kepada Tuhan tanpa
pernah berharap secepatnya dikabulkan. Karena memang Dia lebih tahu kapan waktu
yang tepat untuk mendatangkan apa yang dibutuhkan.
**
Malam ini saya sedang berusaha
melupakan, meng-ikhlaskan sesuatu yang memang sudah harusnya saya lupakan, saya
ikhlaskan. Saya sedang berusaha menerima kenyataan dalam kehidupan dan sedang
berusaha merangkai mimpi-mimpi di masa depan sambil tidak lupa berdo’a kepada
Tuhan dalam setiap langkah yang sedang saya perjuangkan.
Jikalau nanti, apa yang saya
harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, itu mungkin memang sudah takdir dari
Tuhan. Dan kalau mimpi-mimpi saya yang saat ini sedang saya perjuangkan tidak
menjadi kenyataan, mungkin Tuhan memang tidak ingin saya menjadi seperti itu
tapi saya yakin Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk saya dan hamba-Nya yang juga lain.