RSS

Untuk kamu yang telah pergi



Untuk kamu yang telah pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Ingin sekali rasanya aku bertanya apa yang membuat kamu pergi dengan mudahnya setelah sekian hal yang kita lakukan selama ini, masih kah belum terasa cukup untuk meyakinkanmu kalau diri ini sangat memujamu dan mengharapakanmu dengan sebegitu besarnya.
untuk kamu yang telah pergi
 

Kamu tahu yang aku sesalkan ketika kamu pergi ? kamu membawa detak jantungku, kamu juga membawa separuh bagian dari diriku. Kamu tahu aku tidak bisa hidup tanpa kedua elemen tersebut lalu kamu membawanya pergi bersamamu.

Menjadi baik – baik saja adalah kebohongan terhebat yang aku ciptakan tanpamu. Setelah kamu pergi aku berusaha membuatnya kembali seperti semula, kembali seperti saat aku tidak mengenal dirimu atau berusaha membuatnya seperti biasa – biasa saja sepeninggalan dirimu. Aku berusaha tersenyum, aku berusaha tertawa, aku berusaha membuatnya seperti biasa saja tapi sayangnya usaha yang telah aku lakukan, gagal. Kemampuanku melupakan kalah hebat dengan kemampuanku mencintai.

Kita adalah bahagia yang Tuhan cipta dengan tertunda. Karena Belum juga sempat kita berpegangan, Tuhan  sudah melepaskan. Biar Tuhan yang menempatkan dimana seharusnya cintaku, mungkin memang bukan di hatimu. Begitulah aku menganggap hubungan kita yang percuma diperjuangkan namun tidak ditakdirkan oleh Tuhan.
Untuk kamu yang telah pergi,

Aku tahu sekarang bagaimana menjadi punuk yang selalu merindukan sang rembulan, aku tahu sekarang bahwa tidak semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan meskipun sudah berjuang dengan sekeras mungkin. Mungkin aku yang salah menjatuhkan cinta kepada hati yang memang tidak ingin menerima atau mungkin memang cinta datang di waktu yang tidak tepat. Atau malah datang di waktu yang tepat tapi dengan orang yang salah.

Untuk kamu yang telah pergi,

Aku belajar bahwa tidak semua yang kita cintai akan mampu kita pertahankan, karena pada akhirnya kita juga harus belajar melepaskan. kita juga harus belajar menerima kenyataan bahwasannya cinta itu harus diperjuangkan secara bersama – sama bukan hanya oleh satu pihak saja, lalu kalau aku yang berjuang sedangkan kamu tidak, apakah masih pantas itu di sebut cinta ?

Untuk kamu yang telah pergi,

Hari ini semakin gelap saja, hujan pun turun membasahi permukaan bumi. Hujan yang jatuh harusnya memberitahu, ketika cinta ini hanya membuang - buang waktu. Hujan juga seharusnya memberitahu bahwa memikirkan orang yang tidak memikirkan balik adalah perbuatan yang sia – sia. Tapi bukan manusia namanya jika tidak senang berada dalam perbuatan yang sia – sia dan membuang – buang waktu.

Untuk kamu yang telah pergi,

Aku belajar banyak cara melupakan agar bisa menghapus semua kenangan tentangmu. Sampai akhirnya aku sadar, bahwa tidak perlu berusaha untuk melupakan karna kenangan punya cara sendiri untuk menghilang. Lagipula kenangan ini tidak akan pernah benar benar aku lupakan, hanya saja berusaha untuk aku ikhlaskan.

Terakhir,

Untuk kamu yang telah pergi,

Aku suka melihatmu pergi, karena dengan begitu aku tahu tugas kaki ini tidak untuk mengejarmu lagi. Dan terimakasih telah menyadariku bahwasannya orang – orang yang diperjuangkan terkadang bisa sangat menyakiti. Oiya, jika ada waktu coba sekali – kali tengok perasaanku :”)


Terinspirasi dari tweet : Raesaka Yunus [ @Raesaka ]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

7 komentar:

rianda mengatakan...

dibuatkat lagu aja, curhatannya mas

Bingang Bingung mengatakan...

Keren banget gan :)

Renungan mengatakan...

Sweet :)

Unknown mengatakan...

jangan sedih mas gan
kan masih ada saya
hehe.......

AKAR mengatakan...

jadi keinget masa-masa sedih ditinggalkan dia gan. nice post(y)

Jehan Amelia mengatakan...

ayo move up :-)

Unknown mengatakan...

rianda : ditunggu aja gan versi lagunya heheeh

jehan Amelia : iyaa mbak ini move up

david bisri : haha masih ada emang gan tapi buat apaa ? mau nemenin ? hehe

terimakasih telah berkunjung

Posting Komentar