Budi dan Ijah sudah berpacaran sejak masih didalam kandungan
kedua orang tua mereka masing – masing dan hingga saat ini hubungan mereka
masih berjalan dengan sangat baik, namun ada satu hal yang mengganjal didalam pikiran
budi, sebenarnya hal itu sempat beberapa kali ditanyakan kepada ijah namun ijah
hanya menjawab dengan datar pertanyaan budi tersebut tanpa memberikan jawaban
yang pasti.
Selama mereka pacaran budi belum pernah sekalipun “dianggap”
oleh ijah jika berada didepan teman – teman ijah atau bahkan didepan orang tua
ijah sekalipun budi belum pernah dikenalkan ke mereka, itu yang selama ini
mengusik pikiran dan hati budi padahal mereka berpacaran sudah sejak lama namun
hingga kini ijah tidak pernah memperkenalkan budi sebagai kekasihnya kepada
teman – temannya.
pernah sekali waktu itu ijah mengajak budi untuk bertemu
dengan teman – temannya, batin budi pun langsung sumringah mendengar ajakan
ijah tersebut karna sejak pertama mereka berpacaran ijah tidak pernah mengajak
budi untuk bertemu dengan teman – temannya paling budi hanya mengantarkan ijah
untuk bertemu dengan temannya itu pun mengantar tidak sampai ke tempat tujuan
melainkan ijah minta diturunkan 500M sebelum tempat tujuan, hal ini lah yang
membuat budi sumringah ketika diminta ijah untuk bertemu dengan teman –
temannya.
“hari ini aku harus pakai
baju apa yaah, aku harus pakai celana dalam apa yaah, aku harus pakai parfum
yang mana yaah, aku harus mandi gak yaah, aku harus aku harus aku harus……”
Pikiran seperti itu menggelayut dipikran budi karna ingin
terlihat perfect dimata teman – teman ijah sekaligus menunjukan kalau ijah
beruntung bisa memiliki pacar seperti dirinya.
Setelah hampir sehari semalam budi mempersiapkan dirinya untuk
terlihat sempurna, budi pun langsung menjemput ijah di gang rumahnya ijah. Iyaa
selama mereka berpacaran tidak pernah sekalipun budi mengantar atau menjemput
ijah dirumahnya karna ijah selalu meminta budi menunggu didepan gang jika ingin
mengantar jemputnya.
Setelah menjemput ijah mereka pun segera pergi ke tempat
bertemunya ijah dengan teman – temannya, dijalan pikiran budi sudah
membayangkan pandangan teman – temannya terhadap dirinya dia membayangkan kalo
nanti teman – teman ijah akan takjub melihat dirinya sekaligus merasa iri
dengan ijah karena memiliki kekasih seperti dirinya.
Sesampainya ditempat tujuan ternyata teman – teman ijah
ternyata belum datang, budi dan ijah pun segera mencari tempat duduk sekaligus
menunggu kedatangan mereka, setelah beberapa menit menunggu datang lah
segerombolan wanita berjumlah 5 orang menghamipiri tempat yang disinggahi oleh
budi dan ijah, yak mereka adalah teman teman ijah, setelah berbasa – basi dengan temannya ijah pun memperkenalkan budi
kepada teman – temannya dan inilah moment yang ditunggu budi sejak lama.
“oia gels kenalin nih
budi, budi kenalin mereka ini manteman guee”
“budi, paa…….”
“gels budi ini kakak gua”
((( KAKAK )))
Belum sempat budi mengenalkan dirinya sebagai pacarnya ijah
namun keburu dipotong omongannya oleh ijah dengan mengatakan kalo budi ini
adalah kakaknya. Bisa dibayangkan bagaimana ekpresi raut wajah budi serta
perasaannya saat ijah memperkenalkan dia sebagai kakaknya kepada teman –
temannya. Batin budi langsung shock menganggap kalau hubungan spesial yang selama
ini dia jalani bersama ijah ternyata tidak pernah mendapatkan respon yang
positif dari ijah, ijah tidak pernah menganggap kalau budi ini adalah pacaranya
itulah alasan ijah tidak pernah memperkenalkan budi kepada teman serta
keluarganya.
_______
Mungkin dari kalian pernah mengalami hal yang serupa dengan
budi, menganggap tapi tak dianggap. Yaa menganggap tapi tak dianggap ini adalah
sesakit – sakitnya hal yang paling nyakitin ketimbang friendzone atau hubungan
sejenisnya itu menurut gua loh yak.
Sesakit – sakitnya friendzone atau PHP yang banyak dialami
oleh remaja jaman sekarang tetap saja sakitan mengganggap tapi tak dianggap.
Bayangkan saja selama ini kalian menjalin hubungan khusus dengan seseorang yang
menyangkut soal hati dan melibatkan perasaan didalamnya tapi orang itu biasa
biasa saja terhadap kalian. Hanya status saja yang mempertegas hubungan kalian
dengannya tapi tidak dengan sikap nya kepada kalian.
Okelah saat kalian memutuskan untuk berkomitmen dengannya
kalian pernah bilang kalian menerima semua kekurangan dirinya, kalian menerima
semua yang ada pada dirinya dan berjanji untuk tidak akan merubah dia menjadi
siapapun itu semua kalian ucapkan diawal kalian berkomitmen dengannya untuk
lebih meyakinkan dirinya agar mau menerima kalian. Namun seiring berjalannya
waktu hubungan kalian malah keliatan hambar karna dia yang mungkin terlalu cuek
atau tidak terlalu peduli terhadap dirimu entah itu memang sifat aslinya dia
atau memang dia yang bingung bagaimana cara dia untuk mengaplikasikan rasa sayangnya
kepada kalian, itu yang membuat kalian mungkin merasa seperti “gak dianggap” di
hidupnya padahal apapun kalian lakukan demi dirinya tapi sikapnya dia ke
kalian? Datar aja begitu..
Nah buat yang sering gak “menganggap” pacarnya, cobalah kalian
posisikan diri kalian tuh kaya guru sejarah, kasihan guru sejarah udah
ngejalasin panjang lebar tentang sejarah tetap saja anak muridnya gak ngerti
karna sebagian yang diajari guru sejarah tuh gak terjadi di jamannya mereka,
lagi juga belajar sejarah itu ngebosenin.
Komitmen yang kalian jalani itu kan untuk diperjuangkan oleh
masing – masing pihak bukan hanya salah satu pihak, lalu kalo yang berjuang
hanya salah satu diantara kalian sementara yang satunya hanya menerima saja
lalu buat apa kalian membuat komitmen tersebut?
Lagipula rasanya gak dianggap, diabaikan itu gak enak bangeed
bener deh bener bener gak enak banged saking gak enak bangednya aja pake D gak
lagi pake T. saat kalian berusaha memperjuangkan komitmen kalian semampu yang
kalian mau hanya untuk membuktikan kepada dirinya kalo kalian sungguh sungguh
mencintainya, namun sikap dia kekalian biasa aja gak ada spesialnya sama sekali
gak seperti orang berpacaran, itu siih artinya ada yang salah dengan diri dia
bukan diri kalian apalagi diri gua *yaiyalah yang pacaran siapa kenapa bawa –
bawa gua*
Kalian pacaran sama dia tapi mesranya cuma lewat virtual aja
sementara kalo ketemu sikapnya biasa aja malah terkesan menghindar dari kalian,
atau ketika kalian diminta untuk mengantarnya berkumpul dengan teman temannya,
dia membisikan sesuatu ditelinga kalian “nanti
kalau temen – temen aku nanya, bilang aja kamu tukang ojek pribadi aku yaah”. Atau “nanti
kalo teman – teman aku dateng kamu ngumpet aja yaah dibawah meja atau enggak
didalam toilet atau dimana aja deh terserah kamu yang penting temen temen aku
gak tau kalo aku kesini tuh dianter sama kamu” yaa ampuuunn kamu kalo punya
pacar kaya gitu udah bungkus aja terus ditimbang paketin deh ke galapagos,
lagian kan percuma aja kalo kalian pacaran tapi sikapnya malah kaya gitu
kekalian. Apa kalian mau? Enggak kan? Yaa kalo digituin masih ada yang mau juga
sii itu
orang mungkin mata sama hati nya udah tertutup sama cinta.
Hubungan yang kalian bangun bersama kan itu buat diperjuangin
sama sama, susah maupun senang berusaha buat dijalanin bareng bareng supaya
makin hari hubungan yang kalian jalanin itu makin berarti dan bermakna lalu
kalo yang ngejalanin dan berjuang cuma satu orang saja sementara satu orang
lainnya cuma menunggu, diam , dan menonton kalian berjuang buat apa kalian
lanjutin hubungan yang kaya gitu??
Intinya sih, menganggap tanpa dianggap itu satu hal yang
menurut gua gak enak bangeed sama kaya kalian udah ngehargain orang tapi gak
dihargain balik, gak enak kan? Emang! Syukurin, makanya jangan pacaran hahaha
*ketawajahat*
Tapi apapun itu nama dan bagaimana pun rasanya, tetep kalian
lah yang menjalani hubungan tersebut orang lain mungkin cuma bisa berkomentar
dan melihat apa yang kalian lakukan tanpa pernah bisa merasakan apa yang kalian
rasakan dan yang terpenting kalian masih memiliki hati nurani yang sewaktu –
waktu bisa kalian gunakan saat kalian merasakan sesuatu hal yang tidak
semestinya terjadi terhadap diri kalian, karna sesungguhnya,
CINTA itu
TIDAK BUTA tapi CINTA itu MEMAHAMI
0 komentar:
Posting Komentar