Sampai saat ini rasa
bersalah itu masih ada rasa dimana ketika aku melepaskan orang yang
menyayangiku dengan sepenuh hatinya hanya untuk mengejar “obsesi” - ku semata.
Hingga akhirnya apa yang aku kejar dengan mengorbankan seseorang yang selama
ini menghiasi hari hari ku dengan tawa bahagia hingga air mata pun tak berhasil
kudapatkan aku hanya dapat meratapi kebodohan itu hingga saat ini. Dan saat aku
berusaha kembali untuk melihat dan menata serta memperbaiki kesalahanku dimasa
lalu semuanya sudah terlambat, dia sekarang sudah bersama orang yang mungkin
jauh lebih baik ketimbang diriku yang sudah menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk
“obsesi” - ku semata.
Kini aku merasa sebagai
pecundang, ketika apa yang selama ini aku banggakan malah berbalik memberikan
luka yang cukup mendalam yang sampai sekarang aku pun tidak tahu sampai kapan
luka ini akan hilang. Namun aku sadar apapun yang terjadi hidup harus tetap
berjalan mau bagaimana pun situasi dan kondisinya, karena kita gak bisa merubah
apa yang sudah terjadi di masa lalu tapi kita bisa menata hidup kita dimasa
kini untuk suatu perubahan dimasa depan.
Mungkin aku adalah salah
satu dari sekian banyak manusia bodoh didunia ini yang mempunyai sejuta ambisi
namun tidak menyadari apaa yang kita inginkan itu baik atau tidak. Terkadang
memang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan kita harus mau melepaskan apa
yang kita punya untuk mendapatkan hal yang mungkin lebih baik dari sebelumnya.
Tapi pernah kah kalian sadari bahwa yang kita anggap lebih baik dari sebelumnya
belum tentu baik dalam hal yang sebenar – benarnya malah terkadang yang menurut
kita baik justru adalah yang paling sering menyakiti kita.
Teori diatas mungkin ada
benarnya ketika kita melakukan segala hal untuk dapat mengejar apa yang selama
ini menjadi ambisi akan terasa indah jika rasa itu berbalas namun justru akan
menjadi sebuah penyesalan terdalam ketika apa yang telah kita lakukan untuk
dapat mengejar sesuatu hal yang kita inginkan namun rasa itu bertepuk sebelah
tangan…
Sakit???
Memang namun begitulah
problematika percintaan, selalu ada fase fase yang harus dilewati untuk
mencapai sebuah kata yaitu “kebahagiaan” yang hingga saat ini tidak ada teori
pasti untuk mengukur seberapa besar hal yang dapat menggambarkan kata
“kebahagiaan” itu sendiri.
BUKAN dengan orang yang hanya ingin diperjuangkan..
Tinggalkan seseorang yang
memang hanya ingin diperjuangkan oleh mu tanpa mau berjuang bersama – sama.
Karena apaa?
Karena sesungguhnya orang
tersebut tidak layak untuk berada disampingmu mendampingimu kalau hanya ingin
menikmati rasanya diperjuangkan tanpa mau menikmati susahnya berjuang.
Karena pada kenyataannya
saat ini banyak mereka mereka yang memadu kisah percintaan tapi satu arah. Satu
arah disini maksudnya hanya satu orang yang berjuang sendiri dalam membangun
hubungan tersebut sementara satu orang lainnya hanya melihat bagaimana
pasangannya itu berjuang , berkorban demi kebahagiaannya. Mereka mereka yang
memadu kisah percintaan satu arah ini akan lebih besar berpeluang sakit hati
jikalau nanti sesuatu terjadi pada hubungan mereka khususnya buat orang yang
memang benar benar berjuang dari awal didalam hubungan tersebut.
Banyak dari mereka yang
selama ini yang belum menyadari bahwa cintaa itu adalah tentang 2 orang yang
saling melengkapi dan berkomitmen untuk saling menerima dan membahagiakan satu
sama lain bukan hanya perjuangan satu orang untuk membahagiakan pasangannya.
Bukaan !!
Yang hanya mereka ketahui
ketika mereka berkomitmen dengan seseorang bagaimana cara membahagiakan
pasangan mereka dengan hal hal yang mungkin gak pernah terpikirkan oleh kita
yang melihatnya. Kadang mereka berkorban dengan waktu mereka, jiwa bahkan sampe
perasaan mereka hanya untuk membahagiakan pasangan mereka.
Apaa itu salah??
Tentu tidak. Tapi yang
harus dipikirkan baik baik adalah gak semua hal harus kalian lakukan untuk
membahagiakan pasangan kalian ketika kalian sudah mengorbankan apaa yang kalian
miliki hanya untuk membahagiakan doi apaa yang dapat kalian lakukan ketika
dikemudian hari sii doi pergi meninggalkan kalian?
Pernah tersirat pikiran
seperti itu??
Tentu tidak. Karna saat
kalian berkomitmen dengan seseorang yang ada dipikiran kalian adalah kalian
bahagia bisa menjalin hubungan dengan dia, kalian senang ketika bersama dia
maka dari itu kalian rela mengorbankan segala hal agar bisa terus bersama dia
sampai kalian lupa akan ada konsekuensi dari segala sesuatu keputusan yang
sudah kalian ambil.
Ketika cinta bisa merubah
pribadi seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, lebih rapi dari
sebelumnya sampai lebih ganteng dari sebelumnya itu adalah sebuah anugerah.
Namun ketika cinta dapat merubah orang
yang ceria menjadi pemurung, yang rapi jadi acak adut yang ganteng jadi gak
ganteng lagi itu adalah sebuah musibah.
Iyaa namanya juga cinta,
satu kata lima huruf dengan segala makna didalamnya yang membuat manusia sampai
tidak bisa berpikiri dengan logis ketika sudah terkena serangan virus yang satu
ini. Itulah yang mungkin membuat cinta menjadi sebuah hal yang sangat menarik
untuk tidak hanya dibicarakan tapi juga di aplikasikan pada dunia nyata.
Bagi mereka yang belum
pernah merasakan cinta mungkin akan terlihat aneh melihat orang orang berkorban
berjuang untuk mendapatkan cinta sejatinya dengan berbagai macam cara, namun
yaa begitulah cinta yang memang tidak bisa diartikan dengan fasih secara bahasa
maupun istilah. Namun bagi mereka yang mempercayainya dan tentu saja
merasakannya tidak akan sulit mengartikan makna cinta itu sendiri.
Terakhir didalam postingan
ini mungkin kalian bingung dengan apa yang saya tulis dari paragraph awal
sampai akhir yaa tapi memang seperti inilah ada apanya saya, suka labil jadi
tema tulisan apa tapi nyambung ke pembahasan apa saja. Yaa namanya juga usahaa
dan masih belajar pffttt..
Seeee youuuu :)
0 komentar:
Posting Komentar