RSS

#Cerpen : Akhir Perjalanan 3

Karena ku ingin tetap berada di sini mengulang waktu yang hilang, tanpa ku harus mengenang mu mengenang mu.


Ku ingat tatapan indah dari mu yang t'lah lama membeku tanpa ku harus merindukan-merindukan mu.



Playlist dari itunes saya setel model random.

Namun, entah kenapa semua track yang terputar malah mengingatkan semua tentang kamu.


Malam ini, mocchiato terpampang di depan saya. Belum saya sentuh sama sekali. Saya sibuk memandangi langit yang mendung tak berbintang.

Pikiran saya mengawang-awang, kembali ke beberapa masa silam saat semuanya berjalan baik-baik sajaa.


Sekarang pun sebenarnya baik-baik sajaa.
Saya melihatmu bahagia, saya pun merasakan bahagia.


'Kamu tau Far?'


'Saya pembohong yang baik'



**


'Mas, apa kita salah?'


'Salah? Aku pikir tidak'


'Kita menyakiti orang lain untuk membahagiakan diri kita sendiri mas'


'Selalu ada yang harus dipatahkan dalam setiap hati yang ingin disatukan'


'Aku paham itu, tapi..'


'Far, udah yaah. Semuanya akan berjalan baik-baik ajaa, gak ada yang perlu kamu khawatirkan'


'Tapi, mas'


'Far! Kamu sayang sama aku?'


'Sayang mas'


'Kalau gitu, hentikan pembicaraan soal ini. Kita akan baik-baik saja, selama kita memiliki kita'


'Iyaa mas, aku ngerti'



'Far?'

'Far??'

'Faaarr!!!'



'Eh iyaa mas, maaf aku ngelamun, kenapa?'


'Kamu mikirin apaa?'


'Gak ko mas, gak ada yang aku pikirin'


'Far? Jangan bohong'



'Iyaa akuu enggak bohong. Kamu ini takut banget sihh'



'Aku kenal kamu Far, aku tau kamu'


'Hahah tidak mas, kamu sok tau bukan tau beneran, weeekkk'


'Dasaar kamuu ini'



'Mas, aku sayaang sama kamu, tapi..'



'Far, cukup, aku gak mau denger kata setelah tapi dari kamu'



'Mas...'



'Far, kamu percaya sama aku kan?'




**


Lupakan aku

Kembali padanya

Aku bukan siapa-siapa

Untukmu

Kucintaimu

Tak berarti bahwa

Ku harus memiliki mu selamanya



Sejak kapan ada lagu d'masiv di i-tunes saya?


Far, dulu saya pernah bilang dengan penuh keyakinan bahwa; jarak itu klise, kita yang nyata.


Jarak itu cuma persoalan angka, yang bisa dipecahkan bila ada niat dari kita.


Tapi,


Sekarang, Jarak bukan lagi soal angka, jarak tidak lagi klise, melainkan berubah menjadi nyata. Kita yang dulu nyata sekarang malah klise, kita yang sekarang berubah menjadi angka yang dengan niat apapun tidak akan bisa lagi diubah.


Tawa renyah, dan senyum sumringah mu masing terpampang nyata di pikiran saya.

Sedih mu, saat kamu gagal membuatkan saya makan pun masih terasa jelas sekali Far.




Maaf



Malam ini



Untuk kesekian kalinya






Saya merindukan mu.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar