RSS

Monolog

Saya pernah janji, tidak akan menangisi hal-hal yang berkaitan dengan Tuan lagi. Bercerita saja saya enggan, apalagi harus mengingat-ingat kejadian sebelumnya lalu kemudian meneteskan air mata.


Bagi saya, kecewa boleh, menyesal jangan.

Setiap kali saya mengingat hal-hal tentang Tuan, percayalah ada hal-hal yang saya sesali.

Kejadian waktu malam Tuan pergi menemui Tuhan, adalah hal yang paling saya sesali di dunia.

Bagaimana ketidaktahuan saya, bahwa hari itu Tuan sedang membutuhkan saya, tapi saya malah tidak ada di tempat untuk merawat Tuan.

Seaindainya, saya ada di tempat, saya yakin Tuan masih hidup di tengah-tengah keluarga, tertawa, bercengkrama, dan melakukan hal-hal 'ajaib' lainnya.

Kali ini, saya ingin menarik ucapan saya yang pernah berujar kalau saya tidak ingin kembali ke masa lalu.

Untuk tuan, saya ingin kembali ke malam itu, memberikan seluruh waktu dan tenaga saya untuk merawat Tuan.

Maafkan saya.

Maafkan ketidaktahuan sayaa.

Maafkan keegoisan saya.




Tuan sedang apa di sana?


Pasti sedang berbahagia yaah?


Saya percaya, kematian itu bukan akhir dari segalanya.

Mati di sini, jangan dianggap benar-benar mati, pergi, atau telah tiada.

Tuan hanya 'pindah' ke tempat yang lebih baik, di sisi Tuhan.

Raga boleh mati, tapi jiwa dan hati tetap bisa terpatri bukan?


Oia, sayaa mau cerita banyak sama Tuan, tapi nanti yaah kalau saya berkunjung ke sana, saya akan cerita. Tidak di sini.


Tuan tahu tidak?

Dua jagoan cilik kita, setiap berkunjung ke rumah hal yang dilakukan oleh mereka pertama kali adalah melihat foto tuan, lalu dengan gemasnya bilang,

"Kakek, kakek"

Saya yakin, mereka merasakan kerinduan  yang sama dengan yang saya rasakan. Tidak hanya saya dan mereka, tapi kita semua merindukan Tuan.

Tuan, akur-akur yaah sama Nenek di sana.

Jangan berantem terus, nanti dimarahin Tuhan

Hehe


Kalau ada kesempatan, jangan lupa berkunjung melihat kami, atau datang melalui mimpi kami.


Mamah sekarang punya temen ngobrol, jadi kalau saya belum pulang ke rumah, dia main ke rumah sebelah, terus ngobrol lama di sana sambil menunggu saya pulang.


Dia wanita yang kuat yaah, 

Tuan bisa ajaa cari pendamping seperti dia.

Sampaikan ke Tuhan, sisakan satu wanita seperti dia untuk saya.

Yang perhatian, pengertian, lalu kalau Tuan bandel, dia kesel tapi nangis melihat kelakuan Tuan.

Haha!

Pekerja keras, dan selalu ceria di segala kondisi.

Saya tahu, dia orang yang sangat merindukan Tuan.

Saya bisa dengar dari setiap do'a yang dilantukan hampir setiap saat.


Nanti saya cerita banyak yaah, kenapa saya menulis tentang Tuan lagi, bercerita, bahkan sampai menangis jika harus kembali mengingat hal-hal yang pernah saya lalui dengan Tuan.

Padahal janji saya tidak akan lagi.


Sudah dulu yaah, saya menyapa Tuan pagi ini.

Jangan lupa berbagia di sana yaah, sampaikan salam rindu juga untuk Nenek.

Kalian yang akuuur

Jangan bertengakar

Nanti Tuhan marah

Hehe

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Fandhy Achmad R mengatakan...

tulisannya bagus kak :))

Posting Komentar