RSS

Kamu,



kamu,

Aku percaya akan janji Tuhan yang mengatakan kalau selalu ada bahagia setelah luka. Aku juga percaya akan rumus semesta yang meramalkan bahwa akan ada pelangi setelah badai datang. Begitulah aku menganggap hadirnya dirimu kini dalam hidupku.

Aku yang kamu temukan terkapar bersimbah luka dan terapung dalam lautan yang tak tentu arah, telah berhasil kamu kembalikan dengan ketulusan yang kamu punya. Hari – hari ku yang terasa gelap tak berwarna telah berhasil kamu lukiskan dengan warna yang kamu punya. Indah, bahkan sangat mempesona.

Setiap tawamu kini adalah bagian dari bahagiaku, kamu berhasil mengembalikan semangat hidupku yang sempat hilang karna kebodohanku. Kamu berhasil mengembalikan semua alasan kenapa aku ada di dunia ini.

Aku lupa kapan terakhir kali aku tersenyum, tapi entah kenapa setelah bertemu denganmu aku merasa tidak ingin lagi kehilangan senyumku. Kamu berhasil mengembalikan semuanya, ah tidak bukan mengembalikan tapi berhasil merubah semuanya. Kamu bukan hanya mengembalikan duniaku, senyumanku tapi kamu berhasil memperbarui semuanya dengan amat sangat sederhana.

Aku pernah meratapi sebuah keadaan, dimana kehilangan menjadi salah satu penyebabnya. Tapi, kali ini aku belajar dari sebuah kehilangan. Bahwasannya dalam sebuah kehilangan, Tuhan telah mempersiapkan sesuatu yang lebih daripada yang kita miliki sebelumnya, dan aku percaya itu.

Pertemuan aku dengan kamu bukan karena kebetulan semata, melainkan telah direncanakan oleh Tuhan. Kita dipertemukan untuk saling menyembuhkan hati yang pernah dikecewakan bahkan terluka. kita dipertemukan untuk saling melengkapi dan mengisi satu sama lain.

Kamu sosok sederhana yang begitu sangat mempesona, disetiap tawamu selalu terselip kebahagiaanku meskipun tak jarang pula terlihat sedikit kesedihan luka di masa lalumu. Namun, semua itu selalu berhasil kamu sembunyikan dengan sangat sederhana. Katamu, masa lalu bukanlah hal yang harus diperlihatkan luka maupun bahagianya cukup disimpan rapih saja dalam sebuah kotak yang bernama kenangan. Karena kita hidup berjalan ke depan bukan ke belakang, maka dari itu tidak usah terlalu meratapi hal yang sudah terjadi sekalipun itu sangat berarti.

Jawaban yang sangat klasik tapi tetap saja berhasil membuatku berdecak kagum.


Entah kini aku harus mengucapkan apa kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita berdua, semesta pun nampak riang gembira dengan bertemunya kita.

Satu hal yang kusadari kini, meratapi kesalahan pada masa lalu hanya akan membuat kita semakin terpuruk kedalam sebuah kenangan. Hidup bahkan terlalu singkat jika hanya dipakai untuk meratapi dan menyesali apa yang telah dilakukan pada masa lalu.

Yang terjadi, terjadilah.

Yang sudah waktunya selesai, biarlah selesai.

Yang sudah, yasudahlah.

Bertemu denganmu membuatku tersadar bahwa dibalik setiap kehilangan, Tuhan sudah menyiapkan sesuatu hal yang lebih baik dari yang kita miliki sebelumnya. Percayalah.


Dan kini, aku percaya Tuhan menasbihkan kamu sebagai pengganti  yang lebih baik untukku dibanding yang ku miliki sebelumnya.

Terimakasih telah membuat dunia ini terasa lebih berwarna dari sebelumnya, terimakasih telah menghadirkan surga dunia kepadaku dan terimakasih telah “menghidupkan” raga ini yang dulu hampir mati tak bertepi.


Terimakasih,


Untuk Kamu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

7 komentar:

Unknown mengatakan...

Keren banget kata-katanya <3

Unknown mengatakan...

akkkkk terimakasih :'D

Unknown mengatakan...

akkkk terimakasih ;'D

Ridhwan Ka mengatakan...

Aaak .. dalemm nih >< Lanjutkan :)

Danny Rizky Alfathan mengatakan...

ini kalau si "kamu" baca tentang tulisan ini, pasti pipinya langsung merah :)

Unknown mengatakan...

heheh iyaa terimakasih..
semoga "kamu" yang dimaksud tau yaah :"D

salma mengatakan...

baca postingan ini memfokuskan hati dan fikiran saya pada sebuah nama istimewa:')

blogwalking ke blogku juga yuk! http://magicalsalma.blogspot.com/2014/07/sharing-your-moment-with-twiries-apa.html?showComment=1409822346192#c1152939181932289787

Posting Komentar