Aku percaya akan janji Tuhan yang
mengatakan kalau selalu ada bahagia setelah luka. Aku juga percaya akan rumus
semesta yang meramalkan bahwa akan ada pelangi setelah badai datang. Begitulah
aku menganggap hadirnya dirimu kini dalam hidupku.
Aku yang kamu temukan terkapar
bersimbah luka dan terapung dalam lautan yang tak tentu arah, telah berhasil
kamu kembalikan dengan ketulusan yang kamu punya. Hari – hari ku yang terasa
gelap tak berwarna telah berhasil kamu lukiskan dengan warna yang kamu punya.
Indah, bahkan sangat mempesona.
Setiap tawamu kini adalah bagian
dari bahagiaku, kamu berhasil mengembalikan semangat hidupku yang sempat hilang
karna kebodohanku. Kamu berhasil mengembalikan semua alasan kenapa aku ada di
dunia ini.
Aku lupa kapan terakhir kali aku
tersenyum, tapi entah kenapa setelah bertemu denganmu aku merasa tidak ingin lagi
kehilangan senyumku. Kamu berhasil mengembalikan semuanya, ah tidak bukan
mengembalikan tapi berhasil merubah semuanya. Kamu bukan hanya mengembalikan
duniaku, senyumanku tapi kamu berhasil memperbarui semuanya dengan amat sangat
sederhana.
Aku pernah meratapi sebuah
keadaan, dimana kehilangan menjadi salah satu penyebabnya. Tapi, kali ini aku
belajar dari sebuah kehilangan. Bahwasannya dalam sebuah kehilangan, Tuhan
telah mempersiapkan sesuatu yang lebih daripada yang kita miliki sebelumnya,
dan aku percaya itu.
Pertemuan aku dengan kamu bukan
karena kebetulan semata, melainkan telah direncanakan oleh Tuhan. Kita
dipertemukan untuk saling menyembuhkan hati yang pernah dikecewakan bahkan
terluka. kita dipertemukan untuk saling melengkapi dan mengisi satu sama lain.
Kamu sosok sederhana yang begitu
sangat mempesona, disetiap tawamu selalu terselip kebahagiaanku meskipun tak
jarang pula terlihat sedikit kesedihan luka di masa lalumu. Namun, semua itu
selalu berhasil kamu sembunyikan dengan sangat sederhana. Katamu, masa lalu
bukanlah hal yang harus diperlihatkan luka maupun bahagianya cukup disimpan
rapih saja dalam sebuah kotak yang bernama kenangan. Karena kita hidup berjalan
ke depan bukan ke belakang, maka dari itu tidak usah terlalu meratapi hal yang
sudah terjadi sekalipun itu sangat berarti.
Jawaban yang sangat klasik tapi
tetap saja berhasil membuatku berdecak kagum.
Entah kini aku harus mengucapkan
apa kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita berdua, semesta pun nampak riang
gembira dengan bertemunya kita.
Satu hal yang kusadari kini,
meratapi kesalahan pada masa lalu hanya akan membuat kita semakin terpuruk
kedalam sebuah kenangan. Hidup bahkan terlalu singkat jika hanya dipakai untuk
meratapi dan menyesali apa yang telah dilakukan pada masa lalu.
Yang terjadi, terjadilah.
Yang sudah waktunya selesai,
biarlah selesai.
Yang sudah, yasudahlah.
Bertemu denganmu membuatku
tersadar bahwa dibalik setiap kehilangan, Tuhan sudah menyiapkan sesuatu hal
yang lebih baik dari yang kita miliki sebelumnya. Percayalah.
Dan kini, aku percaya Tuhan
menasbihkan kamu sebagai pengganti yang
lebih baik untukku dibanding yang ku miliki sebelumnya.
Terimakasih telah membuat dunia
ini terasa lebih berwarna dari sebelumnya, terimakasih telah menghadirkan surga
dunia kepadaku dan terimakasih telah “menghidupkan” raga ini yang dulu hampir
mati tak bertepi.
Terimakasih,
Untuk Kamu.
7 komentar:
Keren banget kata-katanya <3
akkkkk terimakasih :'D
akkkk terimakasih ;'D
Aaak .. dalemm nih >< Lanjutkan :)
ini kalau si "kamu" baca tentang tulisan ini, pasti pipinya langsung merah :)
heheh iyaa terimakasih..
semoga "kamu" yang dimaksud tau yaah :"D
baca postingan ini memfokuskan hati dan fikiran saya pada sebuah nama istimewa:')
blogwalking ke blogku juga yuk! http://magicalsalma.blogspot.com/2014/07/sharing-your-moment-with-twiries-apa.html?showComment=1409822346192#c1152939181932289787
Posting Komentar