RSS

Menjauh, Menghilang dan Melupakan


PHOTO by TUMBLR

Aku gak tau mau mulai tulisan ini darimana, aku juga gak tau perasaan apa yang sekarang aku rasakan. Yang jelas perasaan aku ke kamu masih tetap seperti awal semula aku bilang, aku sayang kamu. Kamu bosan dengarnya ? tapi memang begitu adanya.

Bagaimana ? lagi sibuk apa akhir – akhir ini, sehingga untuk bercengkrama seintens dulu pun sulit rasanya. Sudah menemukan dunia baru ? atau bahkan menemukan pelabuhan baru ? ahh sudahlah sesibuk apapun kamu, kamu ya tetaplah kamu dengan segala ke luar biasaan kamu, sedangkan aku, aku tetaplah aku, pengagum setiamu dalam semua ke biasa – biasaanku.

Kamu tau gak rasanya di abaikan ?

Atau kamu tau rasanya mencintai tapi tidak dicintai ?

Kalau belum, bagaimana kalau kita bertukar posisi. Kamu yang mencintai aku dengan sepenuh hatimu sementara aku disini hanya melihat sambil menikmati rasanya dicintai dengan sebegitu besarnya. Tapi itu rasanya tidak mungkin, karena aku gak bakal ngebiarin kamu ngelakuin hal bodoh kaya gitu. Cukup aku saja yang bodoh, sementara kamu cukup jadi saksi atas kebodohanku mencintai kamu.

Malam ini, hujan turun sebegitu derasnya seakan ingin membalaskan dendam setelah dari pagi hingga sore hari matahari tak beranjak dari atas sana. Di malam yang sama pula, kamu hilang entah kemana, kamu pergi tanpa meninggalkan kabar dan perpaduan antara hujan turun serta hilangnya kamu sudah cukup membuat hati ini dipenuhi kegundahan.

Malam ini hujan turun dan kamu hilang. Aku mulai berpikir apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku. Iya aku mencemaskan diriku, bukan dirimu. Aku mencemaskan kesehatan serta akal pikiranku, karna bagaimana bisa aku begitu mencintai dan mengharapkan kamu sepenuhnya. Sementara kamu, menganggap aku ada pun tidak sama sekali.

Menunggu yang tidak pasti itu melelahkan, tapi mengharapkan sesuatu dari sebuah ketidakpastian itu terasa lebih melelahkan, sejujurnya tidak hanya melelahkan tapi juga menyakitkan. Tapi dalam ketidakpastian ini, aku yakin suatu saat kamu bakal lihat bagaimana aku memperjuangkan kamu dengan begitu besarnya, aku yakin kamu bakal melihat, meskipun aku ragu kamu bakal menerimanya.

Biasanya kita jatuh cinta dengan orang yang tepat, tapi di waktu yang salah atau malah sebaliknya, mencintai di waktu yang tepat tapi dengan orang yang salah.

Seperti itulah kalimat yang setidaknya pernah aku dengar dari seseorang. Tapi dalam kasus aku dengan kamu, aku gak mau menyalahkan waktu yang tidak tepat ataupun mencintai orang yang salah. Karena menurutku bukan waktu dan kamu yang salah melainkan aku, aku yang salah kenapa bisa mengharapkan kamu dengan sebegitu besarnya.



Terakhir, ketika kamu sudah membaca tulisan ini, aku pastikan kepada kamu bahwa aku akan pergi Menjauh, Menghilang dan Melupakan kamu seperti aku memberi judul pada tulisanku kali ini. Aku bakal berusaha kembali berpikir jernih bahwasannya cinta itu tidak dapat dipaksakan dan akan datang tepat pada waktunya tapi tidak untuk saat ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Nhe! mengatakan...

Menunggu yang tidak pasti itu melelahkan, tapi mengharapkan sesuatu dari sebuah ketidakpastian itu terasa lebih melelahkan ~ Setuju banget!!!

Semoga menjauh dan melupakan sesederhana mengucapkannya :)

Unknown mengatakan...

wah ceritanya menyentuh hati bnget gan sedih ane jadinya gan

Unknown mengatakan...

terimakasih telah berkunjung :)

Posting Komentar