RSS

Abstraksi

Di suatu tempat, ada orang yang mengecewakanmu tapi kamu lebih memilih bertahan bersamanya.

Di tempat lain dalam waktu yang bersamaan, ada yang tulus menyayangimu dan bertahan untukmu tapi kemudian kamu abaikan.

Lalu kalau memang seperti itu, siapa yang harus disalahkan?

Pada dasarnya diantara mereka-mereka yang sedang meneguk kebahagiaan, selalu saja ada hati-hati yang terpatahkan.

Kadang hidup memang tidak memberi kita banyak pilihan, selain bertahan.

Meninggalkan, melupakan, melepaskan, atau meng-ikhlas-kan memang tidak pernah semudah mengucapkannya. Perlu dibutuhkan sedikit perjuangan bahkan pengorbanan untuk melakukannya, maka tak heran yang hanya sedikit yang sanggup melakukannya, sebagian besar malah hanya mampu mengucapkan tanpa pernah benar-benar melakukan.

Saya belajar banyak dari setiap detik perjalanan dalam hidup yang sudah dilewatkan. Tak jarang cerita dari teman seperjuangan pun selalu saya ambil pelajarannya, anggap saja sebagai rujukan acuan kalau-kalau nanti saya dihadapkan dengan masalah serupa.

Kebanyakan mereka yang mungkin sebagian hidupnya dilewatkan dengan berakhir kekecewaan, saya hanya ingin katakan, seharusnya kalian bisa belajar banyak dari yang sudah-sudah bukan malah mengulanginya, sehingga menimbulkan anggapan seperti yang sering kita dengar dari mereka-mereka yang mungkin sudah bosan dikecewakan, misal kalimat seperti, :


“Semua laki-laki/wanita sama aja di dunia ini, sama-sama bisanya cuma mainin perasaan orang aja”.


Setiap mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut-mulut para pesakitan itu, saya hanya mengumpat dalam hati.


“Siapa yang suruh “nyobain” semua laki-laki/wanita di dunia”.



**

Manusia itu mahluk yang tidak pernah bersyukur, padahal rumus #BahagiaItuSederhana ada kalau manusianya punya rasa syukur. Karena menurut saya, sederhana itu relatif. Tingkat kesederhanaan saya dengan tingkat kesederhanaan kalian pun berbeda, begitu juga tingkat kesederhanaan kalian di mata teman-teman kalian, juga pasti berbeda.
Maka dari itu, rumus itu berlaku kalau memang kalian sebagai manusianya punya rasa syukur yang tinggi atas apa yang telah Tuhan kalian beri.

Kadang, kita sebagai manusia selalu menuntut Tuhan dengan permintaan-permintaan serta keinginan-keinginan yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Lalu, ketika keinginan dan permintaan tersebut tidak dikabulkan, kita pun menyalahkan Tuhan dengan opini kalau 

“Tuhan tidak sayang dengan kita”.

Padahal nyatanya, kalau kita mau lebih memahami lagi, bukan Tuhan tidak ingin mengabulkan permintaan kita tapi Tuhan tahu mana yang lebih kita butuhkan.

Maka dari itu,

Berdo’alah kepada Tuhan tanpa pernah berharap secepatnya dikabulkan. Karena memang Dia lebih tahu kapan waktu yang tepat untuk mendatangkan apa yang dibutuhkan.


**

Malam ini saya sedang berusaha melupakan, meng-ikhlaskan sesuatu yang memang sudah harusnya saya lupakan, saya ikhlaskan. Saya sedang berusaha menerima kenyataan dalam kehidupan dan sedang berusaha merangkai mimpi-mimpi di masa depan sambil tidak lupa berdo’a kepada Tuhan dalam setiap langkah yang sedang saya perjuangkan.



Jikalau nanti, apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, itu mungkin memang sudah takdir dari Tuhan. Dan kalau mimpi-mimpi saya yang saat ini sedang saya perjuangkan tidak menjadi kenyataan, mungkin Tuhan memang tidak ingin saya menjadi seperti itu tapi saya yakin Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk  saya dan hamba-Nya yang juga lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar