RSS

Ketika Senja Tak Lagi Jingga



ketika senja tak lagi jingga

Ketika senja tak lagi jingga, ketika itu pula ada satu elemen penting dalam hidupku yang hilang. Entah bagaimana reaksi semesta melihat akan hal ini tapi yang pasti ini sulit dijelaskan lewat kata – kata. Aku begitu sangat mengagumi senja, sama halnya aku begitu sangat mengagumimu. Aku senantiasa setia menunggu senja tiba sama seperti aku senantiasa setia menunggumu datang.

Bagiku senja adalah mahakarya Tuhan yang paling indah. Sedangkan kamu, adalah sosok sempurna yang Tuhan cipta. Aku selalu membandingkan kamu dengan senja sampai akhirnya aku sadar bahwa, kamu dan senja sama – sama begitu mengagumkan. Aku pernah berucap kepadamu dibawah langit jingga sore hari bahwa, bagaimanapun keadaan kamu sungguh tidak akan ada yang bisa menggantikan kamu disisiku. Karna kenapa ? karna semesta telah menggariskan takdirnya kalau kita diciptakan untuk bersama.

Tapi, akhirnya kamu menyadarkan bahwa manusia bisa berharap dan berencana seindah apapun tapi tetap Tuhan lah sang pemegang kuasa. Kita tidak bisa melawan kehendak Tuhan meskipun kamu menginginkan kita untuk selalu bersama tapi saat Tuhan memaksa kita untuk berpisah, kita hanya dapat pasrah tanpa berbuat apa – apa. Begitu ucapmu waktu itu.

Aku teringat saat terakhir menikmati senja bersamamu. Sore itu, kamu teramat sangat bahagia. Kamu tertawa, bersikap manja kepadaku tidak seperti kamu yang selama ini aku tahu. Ada yang berbeda sepertinya. Ah tapi mungkin itu hanya firasatku saja padahal aku sangat senang melihat sikapmu yang seperti ini.

Sejak kamu divonis oleh dokter mengidap penyakit kanker, aku tidak pernah lagi melihat semua sikap yang kamu tunjukan sore itu. Ancaman akan resiko dari penyakit tersebut telah banyak mengambil separuh bagian dari hidupmu, jujur bukan hanya hidupmu tapi juga sebagian dari hidupku. Aku terpukul pada saat itu mendengar vonis tersebut tapi kamu menguatkanku dengan berkata, kamu akan baik – baik saja selama ada aku disampingmu. Aku percaya Tuhan sedang mengujiku, semesta mungkin perlu bukti untuk membuat cinta kita abadi tapi percayalah, Tuhan tidak akan memberikan suatu cobaan diluar batas kemampuan hamba - Nya. Begitu ujarmu saat itu dengan senyum serta tetes airmata yang berderai membasahi kedua pipi.

Dan sore itu aku kembali melihatnya. Iya setelah sekian lama aku tidak melihat lengkungan senyum manis serta tawa renyah bibirmu, sore itu aku kembali melihatnya. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah mengembalikan senyum itu, senyum yang senantiasa aku rindukan yang selama ini hilang karna telah ditelan oleh ketakutan.

Tapi, sekali lagi benar katamu, manusia bisa berharap dan berencana seindah apapun namun tetap Tuhan lah sang pemegang kuasa. Rupanya sore itu menjadi hari terakhir aku menikmati senja bersamamu, sore itu pula aku terakhir melihat senyum manis serta tawa renyah yang terlontar dari bibirmu dan saat terakhir pula aku melihat tubuhmu disampingku. Tuhan telah menggariskan takdir - Nya dan Dia telah memutuskan untuk membawamu ke surga - Nya.

Seketika saat itu semesta berkabung, Senja pun tampak kehilangan jingganya. Begitupula aku, aku kehilangan separuh bagian dari penguat hidupku. Aku yang menyaksikan perjuanganmu melawan penyakit, begitu bangga karena sempat menjadi penyemangatmu serta sempat memiliki wanita luar biasa sepertimu. Mungkin memang semesta menggariskan kita untuk bersama tapi tidak di bumi ini, namun di surga sana dan mungkin saat ini Tuhan lebih sayang terhadapmu maka dari itu Dia ingin segera menempatkanmu di surga – Nya.

Dan meskipun kini senja tak lagi jingga tapi aku percaya, senja tetaplah tentang kehilangan, perpisahan serta kenangan. Dan tetap sampai kapanmu aku akan mengagumi senja seperti aku mengagumimu dulu. Karena menikmati senja adalah salah satu caraku untuk bercengkrama denganmu yang kini mungkin sedang menari bahagia di surga.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 komentar:

Fadillah Nur A mengatakan...

Ketika senja tak lagi jingga. Ketika mereka tak lagi kita. Ketika kau berubah dengan nyata. Ah.

Eh ini knp ngikut ya akunya? Hahaha.

Unknown mengatakan...

haha kebawa suasana mungkin

Pictalogi mengatakan...

woho rangkaiangan senja yang indah. ciamik!

Unknown mengatakan...

heheh iyaa terimakasih :))

Posting Komentar