Aku tau tulisan ini gak bakal
kamu baca, tapi itu tidak lah penting karna sesungguhnya tulisan ini memang
bukan untuk kamu baca tapi aku hanya sedang berusaha mendeskirpsikan perasaanku
padamu.
Bagaimana kabar kamu disana ?
Aku harap kamu baik baik saja
sama seperti dulu kamu ninggalin aku.
Kamu tau ?
Waktu kamu ninggalin aku, mungkin
aku terlihat ikhlas, aku terlihat bisa merelakan bahkan aku terlihat bisa
menjalani hidupku ke depan. Tapi ya itu, semuanya yang terlihat belum tentu
benar adanya.
Kamu ingat mimpi yang kita rajut
bersama ?
Mimpi yang kamu bilang akan
segera jadi kenyataan, mimpi yang kamu bilang buat kita bahagia ? aku sadar
sekarang, kenapa dulu kamu sering mengumbar mimpi kepadaku, rupanya kamu tidak
ingin aku segera bangun dari tidur ku dan melupakan mimpi itu karna pada
dasarnya kamu hanyalah seorang pengumbar mimpi belaka.
Bagiku kini, kamu tak ubahnya
seorang motivator ulung yang hanya bisa memberi motivasi, menjanjikan mimpi
kepada mereka yang memang membutuhkan motivasi dan tak punya mimpi, padahal
dibalik semua itu engkaulah yang merebut keuntungan dari kebodohan orang yang
kau beri motivasi dan kau janjikan mimpi tersebut. Termasuk aku.
Bodoh memang, saat aku menelan
mentah – mentah semua kata kata indah darimu tanpa ku telaah lebih dalam lagi
apa maksud dibalik semua kata – kata tersebut.
Waktu kamu bilang cinta, sayang
harusnya aku sadar, kamu siapa dan aku siapa ? kita ini dua makhluk dengan
strata sosial berbeda, kamu yang dikelilingi harta berlimbah mana mungkin bisa
jatuh hati kepada ku, seorang pria yang hanya anak seorang pembantu rumah
tangga.
Hahaha
Tunggu.. tunggu..
Aku ingat sekarang,
Dulu saat kamu bilang cinta
kepadaku, hubungan kamu dengan lelaki tersebut sedang renggang bukan ?
Iya.. iya.. aku ingat sekarang..
Dulu saat aku pertama kali kenal
kamu, kamu sedang memiliki hubungan dengan seorang laki – laki berparas tampan
yang sering kau bangga – banggakan didepan ku,bukan? sebelum akhirnya dia menyakiti mu.
Lalu setelah itu hubungan kita
semakin dekat dan tanpa sadar akhirnya aku masuk ke dalam jebakan mu, padahal
saat itu kamu hanya menjadikan ku sebagai rebound saat hubungan kamu sedang
renggang dengannya. Tapi disatu sisi aku malah menanggapi serius
kebercandaan-mu tersebut kepadaku.
Lantas apa semua hal diatas bisa
membuat ku membenci kamu ? jawabannya tidak.
Bagaimana aku bisa membenci orang
yang telah banyak memberiku motivasi, menjanjikanku mimpi serta banyak
pelajaran berharga dalam hidup, terlalu naif bila aku bilang aku tidak kecewa
atau bahkan sakit hati atas semua sikap kamu terhadapku tapi di satu sisi aku
ingin mengucapkan terimakasih kepadamu karna darimu aku belajar bagaimana cara
meng-ikhlaskan sesuatu yang memang bukan milik kita.
2 komentar:
ini kisah kok mirip sekali sama kisah saya -__-
ini emang cerita tentang situ kok hehehe
Posting Komentar