Tahun 2014 adalah tahun politik,
tahun dimana orang – orang berteriak atas nama rakyat padahal didalamnya mereka
punya kepentingan sendiri. Kepentingan yang mungkin cuma mereka sendiri yang
tahu sementara rakyat, enggak. Kepentingan yang ngebuat mereka ngotot bertaruh
mempertaruhkan seluruh jiwa, raga, waktu bahkan harta agar bisa duduk sebagai
wakil rakyat. Begitu sekiranya.
Tahun politik identik dengan
kampanye, begitupula tahun ini, kampanye marak terjadi di seluruh pelosok
penjuru negeri mulai dari kota - kota besar sampai ke desa - desa terpencil
mereka ikut larut dalam kampanye ikut berpartisipasi dalam “pesta demokrasi”,
tentunya dengan tujuan untuk mencari keuntungan dari kampanye tersebut, urusan
partai yang didukung nanti menang atau tidak dalam pemilu adalah nomor sekian.
Tiga hari lalu gua ke bogor,
cuaca lumayan cerah setelah dua hari sebelumnya di guyur hujan deras. Iya hujan
itu deras bukan gede. Dalam perjalanan kesana gua sempet terjebak macet hampir
setengah jam, setelah gua cari tahu penyebab macetnya apa ternyata ada bunyi
sirine diiringi bendera kuning, gua berpikir ada iring – iringan orang
meninggal dunia, wajar mungkin kebiasaan orang Indonesia kalo ada iring - iringan
kaya gitu dibiarin lewat dulu, padahal gak semestinya seperti itu. Tapi setelah
mengamati lebih dalam lagi kok ada suara musik dangdut yang mengiringi iring –
iringan tersebut, yakali orang udah meninggal yang harusnya diiringi suara
tahlil tapi ini malah suara dangdutan, kan gak mungkin. Akhirnya gua pinggirin
motor dan ngeliat iring – iringan tersebut, dan apa yang gua liat ternyata
bukan iring – iringan orang meninggal dunia, tapi iring – iringan partai dengan
warna khas kuning seperti itu lagi kampanye. What the fuck!! Mereka ngebiarin jalanan
macet cuma supaya iring – iringan mereka lewat lebih dulu. Dipikir ini jalan
punya nenek moyang mereka.
Hari sabtu kemarin adalah hari
terakhir buat partai untuk berkampanye, dan gua kembali melihat kejanggalan
disana, lagi lagi kampanye partai peserta pemilu ini ngebikin macet jalanan dan
seperti yang kemarin gua liat di Bogor ( tapi ini beda partai ), iring –
iringan kampanye partai ini ngebiarin
iring – iringan mereka lewat dulu dan menahan para pengguna jalan yang lain
agar gak lewat, kan bodoh. Dan bodohnya lagi gua ada didalam iring – iringan
tersebut sambil ngebawa bendera partai yang kampanye hari itu. Gua juga bodoh
berarti.
Waktu kecil, bokap selalu bilang
sama gua buat sesekali nonton berita supaya membuka wawasan lebih luas,
semenjak bokap ngomong gitu gua jadi sering ngeliatin berita meskipun terkadang
gua lebih suka ngeliat berita tentang perceraian artis sampai gosip gosip artis
yang terkini, alhasil bukan ngebuat wawasan gua jadi luas malah ngebuat gua
jadi biang gosip, yang kerjaannya ngomentarin artis mulu padahal kenal deket sama
mereka aja enggak.
Tapi ini serius, semenjak bokap
bilang gitu gua jadi suka nonton berita di tv sampai sekarang, tau alasannya
kenapa ? karna film kartun udah jarang ada di tv sementara acara yang bermutu
juga udah gak ada makanya gua terpaksa nonton
berita. Tapi sama aja berita – berita di tv saat ini lebih banyak
“beropini” dibanding berbicara fakta sebenarnya, berita di tv saat ini lebih
kayak membuat suatu opini yang menarik buat diangkat ke masyarakat tanpa melihat
fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Mungkin ini efek dari para pemilik
stasiun tv itu sendiri yang juga terjun di dunia politik, jadi mereka
memanfaatkan media elektronik yang mereka punya untuk menjatuhkan lawan
politiknya satu sama lain. gak cuma media elektronik, media cetak pun sama.
Gua melihat para politikus ini
memanfaatkan media media yang mereka punya untuk berkampanye, melakukan
pencitraan terhadap kubu mereka dan menjatuhkan dengan cara menjelek – jelekan
tubuh lawan mereka. jadi, gua melihat disini fungsi netral dari sebuah media
telah hilang karna ulah para politikus tersebut. Gak ada lagi media yang bisa
benar benar dipercaya karna ke – netral – annya dan tidak berpihak pada salah
satu kubu partai. Miris ? memang seperti itu kenyataannya.
Kampanye partai juga masih jauh
dari kata bersih, masih terlihat banyak pelanggaran – pelanggaran yang
dilakukan para partai politik dalam berkampanye, salah satunya melibatkan anak
anak dalam berkampanye. Coba bayangin anak – anak yang seharusnya berangkat ke
sekolah menggunakan seragam kebanggaan mereka ini malah harus diajak
berkeliling dengan memakai atribut partai lalu disuguhi pula oleh hal – hal
yang belum seharusnya di “konsumsi” oleh mereka. Seperti, mereka harus
mendengar orasi orasi dari para elit partai yang belum tentu dimengerti oleh
mereka, belum lagi mereka terpaksa “disuguhkan” goyangan – goyangan seronok
dari para biduan yang kerap ditampilkan atas undangan para partai politik dalam
menarik masa untuk datang mengikuti kampanye mereka.
Mungkin para orangtua yang
mengajak anaknya untuk ikut berkampanye ini terhasut atas ucapan salah satu
mentri di kabinet sekarang sekaligus salah satu petinggi partai yang akan
mengikuti pemilu nanti, bahwa “ kampanye merupakan salah satu hiburan buat anak
– anak “. Hiburan itu film KARTUN pak! Bukan malah liat goyangan seronok biduan
diatas panggung. IQ ?
Baiklah, harapan gua buat partai politik dan para calon wakil rakyat,
tolong tepati janji kalian saat kalian dikasih kesempatan terpilih nanti menjadi wakil kami untuk duduk
di kursi yang enak disana, sampaikan semua keluhan serta aspirasi kami dan
tolong penuhi janji kalian saat kalian berkampanye dulu. Jangan hanya ketika
kalian butuh, kalian mencari – cari kami menanyakan berbagai keluhan kepada
kami sekaligus menawarkan konsep serta menggunakan segala cara untuk agar
bagaimana kami percaya kepada kalian, tapi nanti ketika kalian sudah terpilih
kalian lupa kepada kami.
Ingatlah kalian bisa duduk disana
sambil main games, tidur diruang yang enak, nonton video porno bahkan
mendapatkan segala fasilitas serta tunjangan dari Negara itu berkat kami,
kamilah yang memilih kalian untuk menyampaikan segelintir suara hati kami agar
ada perubahan dalam Negara ini yang meskipun kecil tapi cukup memberi dampak bagi
kaum minoritas seperti kami. Maka dari itu kami berpesan kepada kalian jangan
lupakan kami yang mengelu – elu kan kalian dan menaruh harapan besar kepada
kalian hanya demi kepentingan kalian semata atau hanya demi kepentingan
segelintir orang saja atau bahkan hanya untuk kepentingan partai yang telah
menyokong kalian menjadi wakil kami, tapi ingatlah kalian bisa duduk nyaman
disana untuk menyampaikan aspirasi kami, untuk mendengarkan keluh kesah kami,
untuk memberikan sedikit perubahan kepada bangsa dan negara ini serta untuk kepentingan
kami, kepentingan RAKYAT…..!!!
0 komentar:
Posting Komentar