RSS

Diam.

Beberapa hal kadang gak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Karena kenapa?


Karena nalar manusia untuk menanggapi perkataan dari manusia lain itu berbeda. Bukan solusi yang didapat, malah persepsi lain yang bikin masalah tambah rumit.

Gini, hidup itu memang pilihan. Tapi, percayalah ada satu fase di dalam kehidupan yang kadang kita gak punya pilihan lain, selain bertahan.

Ketika kata tak mampu diungkapkan, masih ada hal lain yang sebenarnya bisa kita lakukan.

Apa?

Lakukan dengan tindakan.

Atau, bisa juga dengan cara diam.

Karena diam adalah tindakan yang tepat saat perkataan tak bisa diutarakan.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Diskriminatif

Bagi beberapa manusia, sulit sekali rasanya memberi hormat, menghargai, dan saling tolong-menolong antar manusia lain.


Bagi beberapa golongan tertentu pun, lebih suka rasanya memberi pendapat dibanding harus mendengar pendapat orang lain. Lebih suka meng-kritik dibanding di-kritik, lebih suka menyarankan dibanding diberi saran.


Lebih selalu merasa benar dan orang lain salah.

Lebih selalu merasa paling suci dan orang lain kotor.

Lebih merasa paling pintar dan orang lain bodoh.

Lebih merasa paling tulus dan orang lain modus.

Lebih merasa paling ikhlas dan orang lain pamrih.


Lebih suka melakukan hal-hal simbolis tanpa mencari tahu esensinya apa.

Sifat dasar manusia kah?

Saya tidak mengerti kenapa bisa seperti itu.

Kadang, ketika saya melakukan hal-hal yang menurut saya nyaman buat saya lalu dipandang berbeda oleh mereka, akhirnya timbul diskiriminatif.

Kalau saya orangnya begini-begitu, dan gak seharusnya melakukan ini itu, tapi harus mengikuti apa maunya mereka yang menurut saya cuma untuk simbolis ajaa tapi tetep harus dilakukan di mata mereka, karena apa?

Iyaa karena mereka benar, saya salah.

Diskriminatif.


Tak jarang, 'solidaritas' dan 'kekompakan' dijadikan tameng untuk melakukan hal-hal yang sifatnya diskriminatif.


Padahal setiap manusia bukankah punya rasa nyamannya sendiri, punya haknya sendiri, punya cara mereka sendiri untuk menikmati hidup, tanpa ada paksaan dari orang lain?


Bukankah solidaritas dan kekompakan pun harusnya dilakukan tanpa paksaan?


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

70 Tahun Indonesia

Tak terasa kini kau telah memasuki usia senja.

Usia dimana, raga sudah tak terasa, jiwa tak terarah. Hanya tinggal semangat mungkin yang masih membara.

Iyaa.

Semangat.

Satu-satunya hal mungkin yang membuat kau bertahan hingga sejauh ini. Di tengah terpaan bertubi-tubi dari luar yang menginginkan kau hancur lebur dan menyerahkan seluruh kekayaan yang kau punya. Maupun dari dalam yang menggerogoti dirimu secara perlahan dengan berbagai macam cara yang intinya hanya satu. Iyaa, mengeruk semua kekayaan yang kau punya.

Cita-cita mulia kau yang ingin memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa seakan menjadi pelecut semangat kau masih berdiri kokoh di sini dalam berbagai permalasahan yang ada.


Begitunya engkau sangat diagung-agungkan diberbagai pelosok nusantara, sampai beberapa kelompok merasa iri dan coba mengusik perdamaian di bumi mu. Namun, dengan semangat yang membara di dada, kami masih dapat mengibarkan kain lusuh merah putih mu di seantero tanah ini.


Perjuangan para pendahulu yang telah banyak mengorbankan harta, jiwa, raga, serta nyawa untuk menghadirkan kemerdekaan di Nusantara ini tak akan pernah luput dari ingatan kami. Betapa heroiknya kalian para pahlawan bangsa berjuang bersama mengusir penjajah untuk keluar dari sini seakan meninggalkan kesan mendalam setiap kami membuka dan membaca lembar per lembar buku bertemakan sejarah, namun rasa itu kemudian hilang begitu saja ketika kami dengan sadar mengotori, serta merusak alam-mu dengan tangan kami sendiri.

Betapa kami mengeluh setiap harus panas-panasan hormat kepada bendera merah-putih setiap senin pagi. Betapa kami membiarkan bendera itu berkibar di halaman rumah, sekolah, atau gedung-gedung instansi pemerintah lainnya dengan sangat lusuh dan memudar. 

Maafkan kami yang mungkin belum bisa dengan bangga terhadap kau.
Maafkan kami yang mungkin belum bisa merawat kau dengan baik di usia mu sekarang ini.
Maafkan kami untuk segala kesengajaan kami mengotori serta merusak alam-mu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jangan tanya.

Mari kita menghentikan aktifitas kita sejenak untuk berpikir dan merenungkan apa yang telah kita perbuat untuk Negara ini.


Loh, kenapa?

Iya, bukankah jika kita ingin mempertanyakan apa yang telah diperbuat Negara untuk kita itu TIDAK boleh, tapi tanyakanlah apa yang telah kita perbuat untuk Negara ini.

Jadi, sebelum kita bertanya kepada negara ini tentang berbagai macam permasalahan yang ada, mulai dari hal dasar sampai hal yang besar, yang dari negara ini berdiri sampai sekarang sudah 'sepuh' tak bisa juga terurai meskipun sudah beberapa kali ganti rezim pemimpin.

Dari masalah kesejahteraan rakyatnya, penyelesaian konflik di daerah, dan banyak lagi masalah-masalah yang sebenarnya sudah dari dulu terjadi namun tak kunjung selesai penyelesaiannya sampai sekarang.

Makanya, jangan heran jika nanti saya dan kalian yang 'katanya' generasi muda penerus bangsa ini juga akan diwariskan masalah-masalah yang saat ini sedang melanda Negara kita. Padahal, persoalannya sudah jauh ada bahkan sebelum orang tua kita lahir, tapi kenapa justru kita nanti yang akan diwariskan?



Ingat judul pada tulisan kali ini?

Iyaa.


Tanyakan apa yang sudah kita berikan kepada Negara ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS